KATA PENGANTAR
Puji
syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah Nya lah,sehingga kami dapat ataupun mampu
menyusun karya tulis yang berjudul “ Kebiasaan
Siswa untuk mencontek”.dengan sebagaimana mestinya.
Dengan
terselesaikannya Karya Tulis ini, kami sebagai penulis memiliki harapan agar
seluruh pembaca khususnya siswa mengerti
dan memahami kecerobohan dan akibat yang akan terjadi dalam berbuat kecurangan
tersebut, dan semoga dengan Karya Tulis ini mampu menyadarkan agar siswa
mengerti akan pentingnya ilmu dalam menghadapi masa depan nya.
Dan
yang terakhir,Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis selalu bersedia dengan senang hati untuk menerima saran
dan kritik bagi para pembaca untuk menyempurnakan kandungan ataupun penyusunan
dalam pemuatan Karya Tulis ini. Tiada lain harapan penulis semoga karya
ini dapat berguna untuk mencapai tujuan bersama dan mampu memberikan manfaat
kepada seluruh pembaca.
Pagak,24 Mei 2013
Penulis
|
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………………………………………………………………….1
Daftar Isi…………………………………………………………………..……2
BAB.I.Pendahuluan
·
Latar
Belakang………………………………………..…....3
·
Tujuan……………………………………………………...4
·
Rumusan
Masalah……………………………………….....4
BAB.II.Pembahasan
·
Hasil
Pengamatan…………………………………………..5
·
Faktor
penyebab mencontek……………………………….7
·
Bahaya
jangka pendek……………………………………..8
·
Bahaya
jangka panjang…………………………………….8
·
Dampak
Negative mencontek……………………………...8
BAB.III.Penutup
·
Kesimpulan………………………………………………...9
·
Saran……………………………………………………….9
BAB.I.PENDAHULUAN
v LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar
maupun pembaca. Setiap orang pasti ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian,
dan sudah tentu berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
Masalah menyontek selalu terkait dengan tes atau ujian. Banyak orang
beranggapan menyontek sebagai masalah yang biasa saja, namun ada juga yang
memandang serius masalah ini.
Kita pasti
dalam sebuah test ataupun ujian pernah melakukan hal ini meski dilakukan dengan
sengaja ataupun tanpa kita sadari. Setiap siswa pasti ingin mendapatkan nilai yang baik dalam Test,Try
Out,Ujian Semester bahkan Ujian Nasional dan karena ingin mendapatkan nilai
yang baik berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Bentuk-bentuk
kebiasaan ini dapat berupa: bertanya langsung pada saat ujian, membuka buku,
mencari bocoran soal ulangan, menjiplak
pekerjaan teman, membuka catatan kecil, meminta teman untuk mengerjakan
tugasnya, dan tukar menukar soal yang terdapat jawaban di dalamnya.
Sudah dipastikan dari
berbagai pernyataan diatas, bahwa orientasi Siswa-Siswi di sekolah hanya untuk
mendapatkan nilai tinggi dan lulus ujian, lebih banyak kemampuan kognitif dari
afektif dan psikomotor, inilah yang membuat mereka mengambil jalan pintas,
tidak jujur dalam ujian atau melakukan praktek mencontek.Dengan prilaku semacam
ini Ilmu terasa tidak begitu penting untuk diperlukan saat menhadapi
ujian,karena dengan pelajar yang mencari bocoran soal,membuka buku/catatan
kecil.itu menunjukkan kurangya kepercayaan siswa untuk tidak melakukan hal
tersebut.
Pelaku dari Mencontek
bisa diartikan sebagai pecandu Narkoba,Miras,Rokok,dll.Karena dengan sekali
saja kita mencium ataupun mencoba untuk melakukan perbuataan curang ini, itu
akan dapat membuat kita menjadi kecanduan atau dapat menghiraukan aturan
masukan yang ada untuk menghentikan perbuatan curang tersebut.Oleh karena itu
sebagai siswa kita harus bisa meningkatkan kepercayaan diri kita,mempersiapkan
bahan ujian dengan belajar dan berdoa.Dari pada kita melakukan perbuatan ini
lebih baik kita bertanya kepada teman atau guru yang bersangkutan saat materi
sedang di berikan.
v TUJUAN
·
Menyakinkan bahwa Ilmu sangat penting untuk menuju ke masa
depan yang lebih cerah.
·
Menyadarkan para pembaca akan akibat dari perbuatan
mencontek..
·
Meminimalisir perbuatan mencontek yang terjadi.
·
Menyadarkan bahwa bagaimana masa depan jika dipenuhi banyak
manusia curang.
·
Mengajak para pembaca agar selalu percaya akan kemampuan
yang dimilikinya.
·
Menyadarkan pentingnya belajar dan berdoa bagi siswa.
v RUMUSAN
MASALAH
·
Apa yang akan anda lakukan saat ujian jika tidak belajar ataupun
tidak persiapan ?
·
Pentingkah menyontek dilakukan untuk mendapatkan nilai yang
maksimal ?
·
Mengapa para pelajar menyontek ?
·
Bagaimana cirri dari orang pecontek ?
·
Apa yang anda rasakan jika anda berusaha untuk mencontek ?
·
Apakah nilai palsu inilah yang akan di pertaruhkannya untuk
mengukir masa depan ?
·
Bagaimana upaya untuk mengurangi tindakan menyontek ?
BAB.II.PEMBAHASAN
v Hasil pengamatan
Dari hasil yang kami peroleh dengan
menggunakan sampel yang kami sebar di SMAN 1 Pagak,kami mendapatkan bahwa:
1. Apa yang akan anda lakukan saat ujian
jika tidak belajar ataupun tidak persiapan ?
Mencontek merupakan perbuatan
alternative untuk menghadapi ujian jika tidak memiliki persiapan.
2. Pentingkah menyontek dilakukan untuk
mendapatkan nilai yang maksimal ?
Banyak juga siswa yang
mengatakan bahwa mencontek merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan untuk
mencapai ulangan yang maximal.
3. Mengapa para pelajar menyontek ?
Alasan mengapa para pelajar
mencontek,inginnya mendapatka hasil yang maximal dengan cara-cara instan untuk
di lakukan.
4. Bagaimana cirri dari orang pecontek ?
Ada beberapa siswa yang
menjelaskan bahwa cirri-ciri dari orang pecontek yaitu memiliki sifat malas dan
kurang percaya diri akan kemampuannya.
5. Apa yang anda rasakan jika anda
berusaha untuk mencontek ?
Ada beberapa hal yang selalu
dirasakan para siswa apabila melakukan perbuatan atau hal semacam itu.merasa
takut akan jawaban yang diberikan,merasa nerves untuk melakukan perbuatan
ini,dan ada juga yang merasa terbiasa akan hal tersebut bahkan dia tidak merasa
takut,nerves,dll.
6. Apakah nilai palsu inilah yang akan di
pertaruhkannya untuk mengukir masa depan ?
Iya jika terpaksa untuk
melakukan perbuatan ini,dasarnya untuk mencapai kehidupan dimasa mendatang
sangat di butuhkan nilai yang sangan bagus walau palsu.
7. Bagaimana upaya untuk mengurangi
tindakan menyontek ?
Banyak siswa mengatakan
bahwa jika kita memiliki persiapan yang cukup untuk menghadapi ujian
pastiperbuatan tersebut akan terminimalisir,selalu percaya akan kemampuannya
dan selalu belajar dan berdo’a ke Tuhan YME untuk membantu kita dalam
melaksanakan ujian tersebut.
Menyontek adalah upaya yang dilakukan
seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan ketidak jujuran atau tidak fair
dalam rangka untuk mendapatkan keberhasilan. Perilaku ini sering kita tenui di
lingkungan pelajar. Hal ini dikarenakan kurangnya minat dan semangat pelajar
untuk lebih giat memahami materi yang diberikan guru, sehingga timbullah
kebiasaan buruk menyontek.
Kebiasaan menyontek sudah mendarah daging pada diri pelajar, tanpa
terkecuali anak yang berprestasi pun tidak luput dari perilaku buruk tersebut.
Awalnya, mereka hanya mencoba-coba setelah meraka mendapatkan hasil yang
memuaskan dari hasil menyontek tersebut perlahan-lahan menjadi kebiasaan,
bahkan menjadi ketergantungan bagi siswa. Tidak dapat dipungkiri lagi disetiap
sekolah pasti siswa-siswinya pernah melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.
Menyontek sering kali di artikan sebagai bentuk solidaritas. Tapi
solidaritas ini sering disalahartikan yaitu bagaimana kita membantu teman, baik
dalam hal positif maupun dalam hal negative. Jika solidaritas di artikan sebagai
solidaritas yang positif maka akan berdampak positif juga, yaitu semakin
eratnya rasa persatuan.
Menyontek sering kali dipahami dan merupakan
sikap pecundang yang menginginkan hasil optimal tanpa harus bersusah payah.
Biasanya, nyontek dilakukan oleh para siswa atau mahasiswa yang sedang
mengerjakan soal ujian, dan yang bersangkutan tidak mempersiapkan penguasaan
bahan atau materi pelajaran yang memadai dengan berbagai alasan. Mereka
menyontek pekerjaan temannya yang dianggap lebih pintar atau mengerjakan soal
dengan jawaban yang dilihatnya dari catatan yang sudah dipersiapakan. Catatan
ini bisa berupa apa saja, buku-buku, atau catatan kecil lainnya.
v Menurut
pendapat para tokoh tentang Definisi Menyontek :
Ø Alhadza (2004)
kata menyontek sama dengan cheating.
kata menyontek sama dengan cheating.
Ø Bower (1964)
menyontek adalah perbuatan yang menggunakan cara cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menhindari kegagalan akademis.
menyontek adalah perbuatan yang menggunakan cara cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menhindari kegagalan akademis.
Ø Deighton (1971)
menyontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara cara yang tidak jujur (tidak fair).
menyontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara cara yang tidak jujur (tidak fair).
Ø Suparno (2000)
menyontek adalah suatu perbuatan yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran. Segala sistem dan taktik penyontekan sudah dikenal siswa. Sistem suap agar mendapat nilai baik, juga membayar guru agar membocorkan soal ulangan, sudah menjadi praktik biasa dalam dunia pendidikan di Indonesia.
menyontek adalah suatu perbuatan yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran. Segala sistem dan taktik penyontekan sudah dikenal siswa. Sistem suap agar mendapat nilai baik, juga membayar guru agar membocorkan soal ulangan, sudah menjadi praktik biasa dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Ø Yesmil anmar (2007)
sebenarnya nilai hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan. Menyontek terlanjur dianggap sepele oleh masayarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia.
sebenarnya nilai hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan. Menyontek terlanjur dianggap sepele oleh masayarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia.
Ø W.J.S. Purwadaminta
menyontek adalah mencontoh, meniru atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
menyontek adalah mencontoh, meniru atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Ø Dien F. Iqbal (2007)
orang menyontek disebabkan factor dari dalam dan luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan konsep harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri.
orang menyontek disebabkan factor dari dalam dan luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan konsep harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri.
Ø Erick Anderman dan Tamera B. Muidok (2007)
menyontek adalah melakukan tindakan ketidakjujuran / tidak fair dalam rangka meraih keuntungan dan digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Memberikan, mengambil atau menerima informasi.
2. Menggunakan materi yang dilarang atau membuat catatan.
3. Memanfaatkan kelemahan seseorang: prosedur atau proses untuk mendapatkan keunrungan dalam tugas.
menyontek adalah melakukan tindakan ketidakjujuran / tidak fair dalam rangka meraih keuntungan dan digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Memberikan, mengambil atau menerima informasi.
2. Menggunakan materi yang dilarang atau membuat catatan.
3. Memanfaatkan kelemahan seseorang: prosedur atau proses untuk mendapatkan keunrungan dalam tugas.
v Faktor-fakor
yang menyebabkan siswa menyontek:
Ø Tekanan
yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai
yang diperoleh siswa dalam ujian.
Ø Orientasi
pelajar pada nilai bukan pada ilmu.
Ø Pendidikan
moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
Ø Sikap
malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata
pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
Ø Terpengaruh
oleh budaya instan yang mempengaruhi sehingga pelajar selalu mencari jalan
keluar yang mudah dan cepat ketika menghadapi suatu persoalan termasuk test
atau ulangan.
Ø Kurang
mengerti arti pendidikan.
Ø Karena
terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan cheating meskipun pada awalnya
tidak ada niat melakukannya.
Ø Karena
jawaban dari pertanyaan tersebut sama dengan yang ada di buku sehingga bisa
langsung di salin dari buku.
Ø Adanya
kesempatan atau pengawasan kurang ketat.
Ø Takut
gagal karena yang bersakutan merasa belum siap menghadapi ujian dan dia tidak ingin mengulangi.
Ø Ingin
mendapat nilai tinggi.
Ø Tidak
percaya diri sehingga tidak yakin pada jawaban sendiri.
Ø Terlalu
cemas menghadapi ujian sehingga apa yangdi pelajari sudah hilang sehingga
terpaksa membuka catatan.
Ø Mencari
jalan pintas dengan pertimbangan daripada mempelajari sesuatu yangbelum tentu
keluar lebih baik mencari bocoran soal.
Ø Menganggap
system penilaian tidak objektif, sehingga pendekatan pribadi kepada guru lebih
efektif daripada belajar serius.
Ø Yakin
bahwa guru tidak akan memeriksa tugas yang di berikan berdasarkan pengalaman
sebelumnya sehingga bermaksuk membalas dengan mengalabui guru yang bersakutan.
Abdullah Alhadza dalam Admin (2004) mengutip
pendapat Smith yang menemukan bahwa keputusan moral dan motivasi untuk
berprestasi atau ketakutan untuk gagal menjadi alasan yang signifikan siswa
untuk melakukan ”menyontek”.
Sadar atau tidak, setuju atau tidak setuju,
suka atau tidak suka, menyontek dapat mendatangkan bahaya jangka pendek maupun jangka panjang, baik
bagi penyontek, yang dicontek maupun institusi itu sendiri.
v Bahaya jangka pendek
Siswa menjadi tidak pede dengan jawabannya.
Padahal barangkali jawabannya lebih benar daripada milik temannya. Menyontek
juga membahayakan diri sendiri karena bila ketahuan guru, bisa dipastikan nilai
0. Bagi yang dicontek, tidak menyesalkah bila yang menyontek mendapat hasil
ujian yang lebih tinggi daripada anda yang dicontek? Artinya, kerjasama saat di
'medan perang' ujian adalah kesia-siaan, karena teman anda hanya memanfaatkan
diri anda, dan anda tidak sadar telah dimanfaatkan. Hal ini sering terjadi.
Yang namanya kompetisi, maka setiap peserta harus bersaing, bukannya malah
bekerja sama. Karena yang namanya juara itu hanya dimiliki oleh satu orang,
bukan tim atau kolektif.
v Bahaya jangka panjang
Bila seorang siswa terbiasa menyontek, maka
kebiasaan itulah yang akan membentuk diri. Beberapa karakter yang dapat
'dihasilkan' dari kegiatan menyontek antara lain: mengambil milik orang lain
tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras, dan
ke-halal-an pekerjaan dipertanyakan. Bisa dipastikan, saat siswa sudah dewasa
dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku menyontek mulai diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas
tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.
v Dampak negatif menyontek
Dampak negatif menyontek
antara lain :
1. Siswa
menjadi malas belajar, karena sudah terbiasa menyontek.
2.
Siswa tidak tahu seberapa kemampuannya.
3. Mengecewakan
orang lain.
4. Bisa
menyebabkan ketagihan menyontek.
5.
Merugikan diri sendiri dan
orang lain.
6.
Timbul rasa ketergantungan
kepada teman yang bisa,Dll.
BAB.III.PENUTUP
v KESIMPULAN
Menyontek adalah salah satu proses
imitasi yang tidak dibenarkan menurut norma yang berlaku dalam pendidikan
formal maupun informal. Karena melanggar aturan ujian dan norma dalam ujian.
Ujian, atau ulangan harian adalah test untuk mengetahui kemampuan pribadi
masing-masing pelajar. Jika hasil yang diperoleh dengan menyontek, bagaimana
akan mengetahui kemampuan pribadi. Bahaya menyontek sangat luar biasa. Bahaya
buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat
jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali jarum itu rusak, mesin motor pun
mati.
v SARAN
Untuk meminimalisir keadaan ataupun
prilaku seperti itu sebaiknya kita selalu berfikir positif untuk mencapai
keinginan,selalu berorientasi kepada ilmu dari pada nilai,selalu percaya akan
kemampuan diri sendiri,dan selalu berdo’a serta belajar untuk mencapai hasil
yang memuaskan
No comments:
Post a Comment